PT. Jasamarga Bali Tol (JBT) sebagai pengelola Tol Bali Mandara mengizinkan jalan bebas hambatan itu sebagai lokasi pengambilan foto atau video pranikah (prewedding).
Menurut Kepala Humas PT. JBT, Drajat Hari Suseno, penggunaan jalan tol sebagai lokasi foto prewedding sudah berlangsung sejak lama.
Dia menyebut, tak hanya di Bali, jalan tol di wilayah lain juga telah bisa digunakan sebagai lokasi pengambilan foto, video dan syuting iklan asalkan pengguna mengikuti ketentuan dan syarat yang diberlakukan oleh pengelola tol.
Terbukti, beberapa foto pranikah (prewedding) dengan lokasi di sisi Jalan Tol Bali Mandara muncul dan beredar di media sosial (medsos) belakangan ini.
Foto prewedding di tol itu mendapat banyak respon dari netizen.
“Sudah ada aturannya (soal foto prewedding di tol). Sudah lama berlaku. Di jalan tol pun boleh ada iklan. Namun, pengambilan gambar prewedding ini harus dikoordinasikan dahulu agar kami bisa atur dengan baik,” kata Drajat saat dihubungi melalui telepon di Denpasar, Minggu (19/3/2017).
Menurut Drajat, PT. JBT juga sudah menentukan tarif yang bervariasi untuk penggunaan bagian dari tol untuk kegiatan foto atau rekaman video itu.
Untuk pengambilan foto dikenai tarif Rp 15 juta, dan rekaman video Rp 30 juta.
Drajat melanjutkan, setiap pihak yang ingin melaksanakan semacam foto prewedding di kawasan jalan tol harus mengajukan izin lebih dahulu ke JBT.
Nanti akan ditentukan waktu pengambilan foto atau rekaman video agar tidak mengganggu pengguna jalan tol dan lalu lintas.
Pihak pengelola tol akan melibatkan pihak kepolisian untuk menjaga pelaksanaan kegiatan agar pengambilan foto atau video tidak mengganggu pengguna tol.
Sementara itu, secara terpisah, Ketua Bali Wedding Association (BWA), Ketut Agus Dion Satvika mengatakan bahwa view atau pemandangan yang disukai untuk pengambilan gambar prewedding di Bali, sebagian besar berlatar belakang ciri khas tradisional Bali atau pemandangan alam.
Namun demikian, menurut Dion Satvika, pemandangan untuk foto prewedding di Tol Bali Mandara tentu akan juga digemari, karena letak jalan tol itu di tengah laut.
“Foto prewedding di jalan tol tentu disukai banget sebenarnya. Tetapi, apakah aturan membolehkan? Setahu saya kok tidak boleh jalan tol dipakai untuk kegiatan foto dan video prewedding. Waktu itu pernah ada event dan ingin ambil gambar dengan lokasi di tol dengan pakai drone, itu saja dibolehkan cuma di pintu keluarnya saja,” jelas Dion Satvika, Minggu (19/3/2017).
Menurut Dion, jalan tol merupakan jalan bebas hambatan, dan tidak boleh ada pemberhentian.
Selain itu, foto dengan lokasi di tol juga bisa membahayakan objek yang difoto.
“Saya tidak tahu, kalau dimungkinkan foto di jalan tol, itu izinnya seperti apa. Meskipun saat pengambilan foto dikawal oleh petugas, tetapi jika kemudian terjadi kecelakaan bagaimana? Kalau ada permintaan pengambilan foto atau video di tol kepada saya, saya akan tolak,” ucap Dion terkait urusan keselamatan atau safety pengambilan foto di tol.
Dion menyarankan, jika ingin mengeksplorasi pemandangan di Bali, sebaiknya mengeksplorasi pemandangan laut.
Di Bali sendiri, pemandangan pantai dan tebing sangat digemari turis mancanegara. Selain itu, ukiran khas Bali juga banyak dipilih sebagai latar belakang.
“Yang bernuansa tradisional dan pemandangan alam Bali masih banyak yang menyukai. Wisatawan Hongkong, misalnya, suka foto dengan pemandangan tebing, pinggir pantai, juga persawahan. Kan di sana hal itu gak ada. Kalau turis Eropa dan warga lokal suka background candi-candi ukiran Bali dan nuansa tradisional atau klasik,” jelas Dion.