TRIBUN-BALI.COM – Bali memang surga dunia, sebab jadi tujuan pariwisata. Namun tak hanya ke destinasi wisata saja. Banyak kini yang datang untuk menikah di Bali.
Hal ini yang kemudian menjadi potensi bagi Bali Wedding Association (BWA), untuk kian memperkenalkan Bali sebagai destinasi wedding.
Sehingga BWA mencetuskan Indonesia Wedding Congress 2024, untuk pertama kalinya di Bali selama 3 hari di The Trans Resort Seminyak.
Berkolaborasi dengan Raja Mice, kongress yang mengangkat tema ‘Discover The Magic of Bali’ ini, diisi dengan B2B table top, conference, dan workshop.
Ketua Bali Wedding Association, Veronika Prawasti, mengatakan ada table top yang mempertemukan 35 buyer dan 35 seller yang akan membicarakan bisnis to bisnis (BTB).
“Bali merupakan salah satu destinasi pernikahan yang terbaik di dunia. Bahkan banyak negara menginginkan untuk menggelar pernikahan di Bali,” jelasnya.
Tidak hanya lokal, turis mancanegara pun memilih Bali jadi tempat pernikahannya. Seperti Australia hingga Hongkong dan India. “Kalau lokal masih didominasi Surabaya dan Jakarta,” sebutnya.
Negara India dan Australia, merupakan salah satu market terbesar untuk destinasi wedding di Bali. Namun tentu BWA ingin memperluas pasar wedding di Bali.
Walaupun Thailand menjadi saingan Bali, tapi juga menjadi destinasi wedding member BWA. Termasuk main land China, Hongkong, juga merupakan segmen pasar dari BWA.
Namun, pihaknya sebagai ketua asosiasi, berharap adanya perhatian dari pemerintah, untuk lebih memerhatikan potensi wedding ini. Karena selama ini, destinasi wedding belum masuk ke dalam agendanya MICE pemerintah.
“Kami ingin bekerjasama dan berkolaborasi lagi dengan pemerintah, supaya pemerintah bisa memberikan support untuk event-event internasional. Karena kadang-kadang ada event dari luar, namun kita tidak menjadi bagian dari itu. Jadi kita mau kita menjadi bagian dari salah satu agenda MICE di kementerian,” harapnya.
Untuk itu, melalui Indonesia Wedding Congress 2024 ini, diharapkan bisa menjadi momentum sangat penting. Tidak hanya untuk industri pernikahan Indonesia, namun juga untuk perkembangan pariwisata, khususnya di Bali.
Sebagai pelaku industri pariwisata di bidang wedding, pihaknya berharap semua memiliki peran strategis dalam mendorong inovasi, kolaborasi, dan pengembangan standar pelayanan yang lebih tinggi.
“Melalui forum ini kita berharap bisa membahas tentang peluang dan trend terbaru dalam industri pernikahan, baik di lokal, nasional dan internasional. Indonesia Wedding Congress 2204, menjadi ajang tepat untuk memperkuat sinergi antar pelaku industri, mulai dari wedding organizer, venue, dan para vendor pendukung,” ucapnya.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf Vinsensius Jemadu, yang hadir membuka kegiatan ini mengatakan, untuk wedding industri, diyakini akan terus tumbuh secara masif.
Tidak hanya di Bali, namun juga di Labuan Bajo, Borobudur, dan tempat-tempat lain di Indonesia. “Wedding Industri akan terus tumbuh, tidak hanya untuk wedding, namun juga untuk prewedding,” kata Vinsensius ditemui usai pembukaan.
Lebih lanjut dikatakan, portofolio produk destinasi yang dimiliki Indonesia terutama Bali adalah budaya yang paling dicari wisatawan.
Yang mana dari data yang dimiliki, orang datang ke indonesia untuk melihat budaya, ada sekitar 60 an persen. Kemudian untuk kunjungan produk berbasis alam ada sekitar 30 persen. Sedangkan untuk tujuan MICE (Meetings, incentives, conferences and exhibitions) ada sekitar 10 persen.
“Pasca Covid-19, semua berubah. Produk MICE menjadi meningkat. Indonesia menjadi tuan rumah pelaksana MUCE begitu banyak,” bebernya.
Lebih lanjut dikatakan, potensi indonesia terutama Bali, untuk menjadi tuan rumah event besar sudah sangat terkenal di dunia.
Pihaknya berharap ke depan potensi MICE ini, bisa lebih tinggi lagi terhadap portofolio wisatawan. “Di tahun 2025 diharapkan bisa meningkat 15-25 persen,” ucapnya.
Sementara itu, Panca R Sarungu selaku CEO Raja Mice, yang pada kegiatan ini menjadi mitra BWA, menyampaikan, dari 35 seller dan buyer yang hadir pada event ini, sudah terjadi sebanyak 1.600 sesi bisnis.
Dari total sesi tersebut, apabila itu terjadi transaksi, tentu akan ada transaksi lebih dari Rp 100 miliar dari pertemuan ini.
Hal ini kata dia, tentu menjadi potensi untuk pengembangan destinasi wedding ke depan. Pihaknya berharap pemerintah pusat bisa mendukung event-event seperti ini.
“Harapannya Bali bisa menginspirasi destinasi wedding yang lain di Indonesia. Karena infrastruktur di Bali sudah sangat lengkap,” terangnya