KBRN, Kuta : Bali selama ini dikenal sebagai barometer kepariwisataan Indonesia. Bukan tanpa alasan, sektor pelesiran Bali tergolong memiliki paket lengkap.
Tidak hanya wisatawan leisure, Pulau Dewata juga mampu menarik pelancong berbagai segmentasi, salah satunya pernikahan. Khusus “wedding industry” atau industri pernikahan, Bali telah menjadi magnet bagi warga berbagai negara di belahan dunia.
Deputi Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Vinsensius Jemadu menyampaikan, wedding industry adalah salah satu bagian dari MICE (Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions). Industri pernikahan kini diakui mengalami pertumbuhan luar biasa.
Oleh karenanya, ia mengapresiasi inisiasi Bali Wedding Association (BWA) menyelenggarakan Indonesia Wedding Congress 2024. Menurutnya event perdana pascapandemi Covid-19 ini akan mampu mengoptimalkan potensi industri pernikahan di Pulau Seribu Pura.
“Dan kita melihat bahwa setelah pandemi ini memang euforia orang untuk pesta di destinasi kan semakin masif,” katanya usai pembukaan Indonesia Wedding Congress 2024 di Seminyak, Selasa (3/12/2024)
“Kita melihat Bali ini merupakan destinasi yang terbaik di Indonesia. Bahkan di dunia, Bali menjadi salah satu lokasi terbaik untuk menyelenggarakan wedding oleh berbagai pasangan dari mancanegara. Kami menilai Bali memiliki potensi luar biasa untuk wedding industry,” lanjut Vinsen.
Ketua Bali Wedding Association (BWA), Veronika Prawasti di tempat yang sama mengakui, pertumbuhan wedding industry saat ini sangat merata. Banyak negara disebut ingin melakoni prosesi pernikahan di Bali.
“Bedasarkan teman-teman yang kita minta datanya, India an Australia merupakan salah satu market terbesar,” ujarnya didampingi Ketua Panitia Indonesia Wedding Congress 2024 Marselino Wauran.
“Tapi kita tidak mengenyampingkan negara lain, seperti Singapura, Filipina, Thailand dan Hong Kong, itu adalah segmentasi kita juga di Bali,” imbuhnya.
Tren positif itu disebut tetap memerlukan dukungan nyata pemerintah. Dukungan tersebut dapat diejawantahkan dengan memasukkan wedding ke dalam agenda MICE yang tiap tahunnya diterbitkan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.
“Apalagi Bali satu-satunya pulau yang memiliki sarana prasarana lengkap untuk wedding. Oleh karenanya kami ingin meningkatkan kolaborasi dengan pemerintah, supaya pemerintah itu memberikan dukungan dalam berbagai bentuk untuk menyelenggarakan event-event internasional terkait wedding industry,” tegasnya.
Sementara itu, CEO Raja MICE, Panca R. Sarungu menjelaskan, Indonesia Wedding Congress 2024 menghadirkan puluhan seller dan buyer. Buyer di antaranya berasal dari Malaysia, Inggris, Australia dan Hong Kong.
“Dari 35 seller dan buyer kita sudah menghasilkan 1.600 sesi bisnis. Bayangkan seandainya terjadi transaksi, kami menghitung dari pertemuan ini saja bisa menembus di atas Rp100 miliar,” jelasnya.