Bali Wedding Association mempertanyakan tentang banjar fee yang kian marak dibebankan pada perusahaan wedding organizer ketika menggelar event pernikahan.
Ketua Bali Wedding Association, Deden Saefulloh, Rabu (11/3/2015) mengatakan, pemanfaatan anggaran banjar fee tidak begitu terbuka.
“Kalau untuk keamanan, setelah kita bayar maka ada pecalang yang amankan event kita tetapi kenyataan kadang ada banjar yang tidak mengirim pecalang,” tegas Deden dalam acara temu wicara dengan Dinas Pariwisata Bali dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung di Kantor Camat Kuta Utara, Badung, Bali.
Dikatakannya, pihaknya juga mendapat keluhan dari konsumen terkait anggaran tersebut. “Kita juga bingung menjelaskan pada tamu,” tuturnya.
http://bali.tribunnews.com/2015/03/11/bali-wedding-association-pertanyakan-banjar-fee