SIGN IN YOUR ACCOUNT TO HAVE ACCESS TO DIFFERENT FEATURES

FORGOT YOUR PASSWORD?

FORGOT YOUR DETAILS?

AAH, WAIT, I REMEMBER NOW!
  • About Us
    • History
    • Vision and Mission
    • Code of Ethics
    • Founder
    • Board of Administrator
    • Contact Us
    • Job Offerings from Member
  • Member Directory
  • Membership
    • Membership Benefits
    • Membership Online Form
  • Legal Wedding Registration
  • News and Media
  • Blog
  • FAQ
  • Forum

Bali Wedding Association

  • About Us
    • History
    • Vision and Mission
    • Code of Ethics
    • Founder
    • Board of Administrator
    • Contact Us
    • Job Offerings from Member
  • Member Directory
  • Membership
    • Membership Benefits
    • Membership Online Form
  • Legal Wedding Registration
  • News and Media
  • Blog
  • FAQ
  • Forum
Forum
BWA
Monday, 19 January 2015 / Published in Media Coverage

WO Ilegal Marak di Bali

Badung, Pos Bali – Kegiatan wedding dengan konsep mewah dan megah di Bali kian digandrungi oleh masyarakat, khususnya golongan kelas menengah. Hal ini menyebabkan pelaku usaha yang bergerak di bidang jasa pernikahan seperti wedding Organizer (WO) kian menjamur. Namun sayangnya, demi meraup untung banyak terkadang kesempatan ini pun dimanfaatkan oleh WO abal-abal alias ilegal.

“Ini karena banyak sekali wedding organizer (WO) yang ilegal. Yang rugi selain pelaku bisnis wedding profesional, juga turut menyeret nama baik Bali, “Ungkap Ketua Umum Bali Wedding Association (BWA), Deden Saefulloh, SE, MM, Sabtu (20/12) di sela acara Seminar dan Expo BWA terkait bisnis pernikahan dan cara mudah dalam mengurus izin usahanya di Sunset Garden Convention Center, Hotel Harris Badung.

Tak bisa dipungkiri Bali sebagai tujuan wisata dunia juga menjadi destinasi baru, yakni lokasi favorit untuk menggelar acara pernikahan yang disasar oleh tamu domestik maupun internasional. Hal ini, dinilai Deden sebagai pemicu para pengusaha untuk ikut menikmati kue wedding yang menggiurkan. Sayangnya, tak sedikit pelaku bisnis tersebut yang bermain curang.

“Misalnya saja, ada WO yang tidak komit dan kurang profesional. Mereka tidak hadir saat hari H digelarnya wedding, mereka lari begitu saja. Padahal tamu sudah bayar, kan bahaya,” tambahnya.

Selama ini, sejak BWA berdiri bulan April 2014 lalu di bawah naungan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Deden mengaku banyak tamu komplain ke pihaknya. Hal ini tentu dikhawatirkan akan menjadi bumerang bagi para pelaku usaha serupa yang profesional dan legal di daerah ini.

“Tamu yang komplain, pasti langsung ke medsos (media sosial). Kalau itu dibaca tamu lain dan calon pengantin maka terkesan WO di Bali tidak profesional. Ini tentu merugikan pelaku usaha wedding lainnya dan nama Bali”, tegasnya.

Untuk menyikapi masalah itu, di bawah naungan BWA yang sudah diakui oleh organisasi pariwisata di Bali dan pihak pemerintah, Deden mengaku siap memberikan proteksi atas keberadaan WO nakal yang berkeliaran di Bali. Pihaknya juga akan memediasi sekaligus mengklarifikasi atas keluhan ataupun komplain yang diterima oleh para calon pengantin yang melangsungkan acara wedding jika tidak memuaskan atau kurang profesional.

“Kita pastikan bahwa, hal-hal yang seperti itu (WO nakal, red) bukan dari member kami. Kalau memang ada, pasti kita tindak sesuai dengan aturan yang berlaku,” tegasnya.

Hampir delapan bulan berjalan, organisasi wedding di bawah bendera BWA sudah memiliki 50 pelaku usaha yang bergerak di bidang WO, seperti wedding venues, catering, florist, entertainment-equipment, photo-video, dan fashion-make up.

Menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015 nanti, diprediksi banyak WO luar negeri yang menyasar Bali sebagai sasaran empuk. Ia pun mewanti-wanti jika pelaku bisnis lokal tidak siap, dipastikan bakal jadi penonton.

Untuk menguatkan posisi tawar WO lokal, pihaknya mengajak pemain bisnis wedding lokal bergabung dalam wadah BWA. Lantas, apa benefit yang bisa diperoleh ? Ia mengaku pertanyaan tersebut sangat sering disodorkan oleh pelaku usaha. Ia menjelaskan ada beberapa keuntungan yang diperoleh, diantaranya nilai kepercayaan yang lebih jika tamu memakai jasa wedding di BWA. Disamping itu, mediasi dan proteksi saat ada masalah di samping membantu promosi. “Yang jelas sesuai visi kami ingin menjadikan Bali sebagai tempat wedding the best in the world.”008

 

http://posbali.com/wo-ilegal-marak-di-bali/

  • Tweet

What you can read next

Bali Wedding Association Pertanyakan Banjar Fee
Wisman Tiongkok minati pesta pernikahan di Bali
Wedding organizers’ association set up – Jakarta Post

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

  • Bali Wedding Association sebagai tuan rumah Destination Wedding Planner Congress 2022 di acara Welcome Party

    27 September 2022, Bali Wedding Association ber...
  • Gelar 2nd Bali Wedding Table Top, BWA Optimis Tahun 2023 Pasar Wedding Meningkat

    MANGUPURA Untuk kali kedua, Bali Wedding Associ...
  • Pariwisata BALI Mulai Pulih, BWA Siap Terima Tamu Wedding di Pulau Dewata

    TRIBUN-BALI.COM Pengukuhan pengurus Bali Weddin...
  • Wagub Cok Ace Melantik Pengurus Bali Wedding Association Periode 2022-2026

    MANGUPURA – baliprawara.com Bali Wedding Associ...
  • Pertemukan Buyer Dan Seller, BWA Gelar 1st Bali Wedding Table Top

    MANGUPURA – baliprawara.com Untuk pertama kali ...

Recent Comments

    Archives

    • March 2023
    • December 2022
    • June 2022
    • May 2021
    • March 2019
    • December 2017
    • October 2017
    • September 2017
    • August 2017
    • July 2017
    • May 2017
    • April 2017
    • March 2017
    • February 2017
    • January 2017
    • December 2016
    • November 2016
    • October 2016
    • August 2016
    • July 2016
    • June 2016
    • February 2016
    • January 2016
    • December 2015
    • November 2015
    • June 2015
    • May 2015
    • April 2015
    • February 2015
    • January 2015
    • December 2014
    • November 2014
    • October 2014
    • September 2014
    • August 2014
    • July 2014
    • June 2014
    • May 2014
    • April 2014

    Categories

    • Media Coverage
    • News
    TOP